Pengertian dan Arti Penting Komunikasi
Manusia
merupakan makhluk sosial yang dimana kegiatanya tidak lepas dari berinteraksi /
berkomunikasi antara manusia satu dengan yang lainnya. Tanpa adanya komunikasi
manasia akan kesulitan karena manusia itu tidak dapat hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain. Maka dari itu kita perlu mengetahui pengertian dan maanfaat
komunikasi di dalam kehidupan sehari hari maupun dalam kehidupan berorganisasi
Pengertian
komunikasi disini sendiri adalah penyampaian pesan dari komunikator atau sender
kepada komunikan atau receiver melalui media tertentu yang menyebabkan adanya
respon antara sender dan receiver. Komunikasi itu termasuk dalam fungsi dasar dari
manajemen dalam organisasi, sedangkan organisasi itu sendiri merupakan
sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi
bisa diartikan bahwa komunikasi dalam organisasi itu merupakan suatu komunikasi
atau proses untuk anggota menghimpun informasi yang berhubungan dengan
organisasi itu dan merubah apa saja yang terjadi di dalamnya. Komunikasi itu
sangat penting supaya tidak terjadi kesalahan dalam menyampaikan informasi ke
semua anggota di suatu organisasi sehingga tercapainya suatu tujuan.
komunikasi
yang efektif sangat penting bagi manajer, karena sebagai proses dimana fungsi
manajemen seperti fungsi perencanaan, fungsi pengoranisasian, fungsi
kepemimpinan, fungsi pengendalian dapat dicapai. Dan biasanya komunikasi sering
terganggu karena adanya masalah semati / arti kata, tak adanya umpan balik,
saluran komunikasi, gangguan fisik, perbedaan budaya dan status.
Ada
pedoman untuk mendapatkan komunikasi secara efektif antara lain yaitu bahwa
seseorang harus mendengarkan secara aktif, usahakan memberikan umpan balik, langsung
pada masalah, menggambarkan situasi dan meringkas. Proses komunikasi
memungkinkan para manajer menjalankan tanggung jawab dan informasi harus
dikomunikasikan kepada para manajer sebagai dasar pembuatan keputusan dalam
pembuatan fungsi manajer baik secara lisan maupun tulisan.
Dengan
landasan konsep-konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana yang telah
diuraikan, maka kita dapat memberi batasan tentang komunikasi dalam organisasi
secara sederhana, yaitu komunikasi antarmanusia (human communication) yang terjadi
dalam kontek organisasi. Atau dengan meminjam definisi dari Goldhaber,
komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan
yang sifat hubungannya saling bergabung satu sama lain
Jenis dan Proses Komunikasi
Komunikasi
terjadi harus berdasar faktor-faktor di bawah ini juga agar komunikasi dapat
berjalan lancar baik untuk pihak komunikator maupun komunikan.
·
Ketepatan waktu dan sasaran dalam komunikasi
Dalam berkomunikasi kita harus memperhatikan waktu
penyampaian serta keakuratan informasi yang akan kita berikan serta siapa
orang-orang yang akan kita ajak berkomunikasi harus kita sesuaikan dengan apa
yang akan kita bahas.
·
Kelengkapan Komunikasi
Menyampaikan sebuah informasi atau berita dalam
komunikasi tidaklah boleh hanya setengah-setengah karena hal tersebut akan
menimbulkan kerancuan atau kesalahpahaman untuk pihak penerimanya.
· Pemilihan
kata-kata yang tepat dalam berkomunikasi Komunikasi terjadi diikuti dengan penyampaian informasi
atau berita yang disampaikan melalui kata-kata, oleh karena itu sebaiknya
gunakanlah kata-kata yang baik dan benar serta sesuai dengan lawan bicara kita.
Komunikasi
memiliki beberapa jenis yang berbeda, berikut adalah jenis-jenis komunikasi
yang biasanya terjadi di kehidupan sehari-hari :
·
Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi ini adalah komunikasi yang dilakukan oleh
diri sendiri misalnya ketika kita sedang berkhayal atau ketika sedang
menghadapi konflik batin.
·
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi yang biasanya dilakukan oleh 2 orang secara
langsung dan komunikasi jenis ini biasanya yang paling efektif karena kita
dapat melakukan interaksi secara langsung dan bermakna.
·
Komunikasi dalam kelompok kecil
Komunikasi ini terjadi biasanya di dalam sebuah
organisasi yang memiliki anggota tidak terlalu banyak sehingga penyampaian
pendapat antar anggota dapat tersampaikan dengan baik dan tidak terlalu sulit.
·
Komunikasi Publik
Komunikasi yang menyangkut khalayak banyak ini dapat
dilakukan baik secara langsung atau melalui media-media seperti televisi,
radio, dan lain sebagainya. Oleh karena jenis komunikasi ini menyangkut orang
banyak maka penyampaian pesan atau informasi menjadi kurang efektif karena
pendeskripsian dari masing-masing komunikan pasti berbeda dan timbal balik atau
respon yang diberikan oleh komunikan tidak dapat disampaikan secara langsung.
Komunikasi
Efektif
Komunikasi efektif adalah komunikasi
yang bertujuan agar komunikan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh
komunikator dan komunikan memberikan umpan balik yang sesuai dengan pesan.
Umpan balik yang sesuai dengan pesan tidak selalu berupa persetujuan. Komunikan
dapat saja memberikan umpan balik berupa ketidaksetujuan terhadap pesan, yang
terpenting adalah dimengertinya pesan dengan benar oleh komunikan dan
komunikator memeroleh umpan balik yang menandakan bahwa pesannya telah
dimengerti oleh komunikan. Sebagai contoh, auditor meminta data anggaran kepada
auditan. Auditan mengerti permintaan auditor, tetapi menolak memberikan data
tersebut, maka komunikasi yang terjadi telah efektif. Komunikasi tersebut
efektif, meskipun umpan balik tidak sesuai keinginan auditor, karena pesan
telah dimengerti dengan benar dan diberikan umpan balik.
Agar komunikasi efektif terjadi
terdapat 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.
Keselarasan elemen-elemen komunikasi dengan pesan. Elemen-elemen
komunikasi harus mendukung isi pesan.Elemen-elemen komunikasi tersebut adalah
komunikator, encoding, saluran, decoding, dan komunikannya.
Komunikasi akan efektif jika terdapat keselarasan isi pesan dengan
elemen-elemen lain dari proses komunikasi.
b. Minimalisasi hambatan komunikasi. Komunikasi akan efektif jika
hambatan berhasil diminimalkan. Hambatan komunikasi dapat terjadi pada tiap
elemen komunikasi termasuk pada situasi komunikasi
Berikut ini ilustrasi ketika keselarasan elemen-elemen
komunikasi tidak diperhatikan yang mendorong komunikasi menjadi tidak efektif.
Seorang auditor memerlukan data
anggaran belanja suatu kantor. Untuk itu, dia meminta seorang petugas
kebersihan kantor tersebut untuk meminta data anggaran belanja ke bagian
keuangan. Maka, petugas kebersihan tersebut mendatangi salah seorang staf
keuangan, dan meminta anggaran belanja. Kemudian, petugas kebersihan kembali ke
tempat auditor dan menyerahkan anggaran belanja kepada si auditor. Ketika
anggaran tersebut dibaca oleh auditor, maka yang terbaca oleh auditor adalah
daftar rencana belanja alat-alat dan bahan-bahan kebersihan satu tahun
mendatang. Komunikasi ini tidak efektif karena staf keuangan sebagai komunikan
tidak memahami pesan dengan benar. Hal ini disebabkan ketidakselarasan elemen
komunikator, yaitu petugas kebersihan, dengan isi pesan.
Implikasi
Manajerial
Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi
sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya
yang
dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen
Dalam
manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1.
Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi,
perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2.
implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan
tindakan.
Teori Managerial Grid
Teori
dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi
dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for production”.
Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang
didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu
Improvised
artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan
tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
Country
Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu
artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan
suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
Team
yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi
tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian
dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama
lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan
dan penghargaan.
Task
artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan
organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
Midle
Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara
tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang
mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan
memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.
Implikasi
Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Dalam
teori manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran yaitu
berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya
hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada bawahan.
Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta bimbingan terhadap
bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik.
Implikasi teori ini terhadap system komunikasi organisasi adalah bahwa teori
ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima
gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek
tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan
hubungan antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan
tugas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan
baik itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset
berharga organisasi. Semua ini terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki
pendekatan perilaku yang baik. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif.
Menurut
Blake dan Mouton, gaya kepemimpinan team merupakan gaya kepemimpinan yang
paling disukai. Kepemimpinan gaya ini berdasarkan integrasi dari dua
kepentingan yaitu pekerjaan dan manusia. Pada umumnya, kepemimpinan gaya team
berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh
kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam
kepemimpinan gaya team terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggota organisasi
dalam pengambilan keputusan dengan maksud mempergunakan kemampuan mereka untuk
memperoleh hasil yang terbaik yang mungkin dapat Teori X dan Y
Teori
ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1967), yang memiliki pandangan berbeda
mengenai manusia yaitu pada dasarnya manusia bersifat negative (Teori X), dan
bersifat positif (Teori Y). Mc. Gregor menyimpulkan bahwa pandangan seorang
manajer tentang sifat manusia didasarkan pada pengelompkkkan asumsi tertentu
dan manajer tersebut cenderung membentuk perilakunya terhadap bawahan sesuai
dengan asumsi tersebut. Dalam teori X, terdapat empat asumsi, diantaranya :
Bawahan
tidak suka bekerja dan bilamana mungkin, akan berusaha menghindarinya
Karena
bawahan tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam
dengan hukuman
Bawahan
akan mengellakkan tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya mengikuti perintah
formal
Kebanyakan
bawahan mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan untuk dipecat) dan hanya
menunjukkan sedikit ambisi
Sedangkan,
dalam teori X diasumsikan bahwa :
Bawahan
memandang bahwa pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat dan bermain
Seseorang
yang memiliki komitmen pada tujuan akan melakukan pengarahan dan pengendalian
diri
Seseorang
yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima, bahkan mencari tanggung
jawab
Kreativitas
yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik (pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab)
Impilkasi
Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Teori
ini memusatkan bagaimana seorang pemimpin memotivasi orang-orang dengan tipe X
dan Y sehingga mampu berkontribusi dalam organisasi. Tipe X yang cenderung
malas bekerja dan menyukai diperintah, mungkin akan membuthkan saluran
komunikasi yang formal, dimana pemimpin menginstruksikan berbagai perintah
secara formal. Berbeda dengan tipe Y, antara pemimpin dengan bawahan akan lebih
sering berkomunikasi secara informal atau partisipatif. Hal ini dilakukan
karena kedua belah pihak sudah saling memahami dan bawahan memiliki pengalaman
yang sudah baik.
Motivasi
yang diberikan kepada tipe X, mungkin akan cenderung dengan oemberian hukuman
yang tegas, sehingag berbagai peraturan tertulis sebagai media komunikasi akan
sangat dibutuhkan. Sedangkan untuk tipe X, komunikasi akan sangat mempengaruhi
karena motivasi yang diberikan lebih cenderung kepada aktualisasi diri untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar